Persikota Tangerang mengaku siap menjalani kompetisi Divisi Utama musim depan atau periode 2011/2012 tanpa menggunakan dana bantuan APBD.
"Meski pelarangan untuk menggunakan dana APBD masih bersifat wacana, namun kami tidaklah khawatir. Karena kami sangat siap meski tanpa menggunakan APBD," ungkap Bendahara Persikota, Bambang Suwondo , Rabu (15/6).
Lebih lanjut Bambang mengungkapkan, pihaknya sudah menyiapkan diri mengikuti kompetisi tanpa bantuan dana APBD.
"Kami mendapatkan sponsor baru, yakni PT Angkasa Pura II," lanjutnya.
Bambang menambahkan, PT Angkasa Pura II akan mensponsori tim kebanggaan Benteng Mania Fans Club (BMFC) selama satu musim kedepan.
Namun, pria tiga anak tersebut enggan menyebutkan besaran dana yang akan diberikan PT Angkasa Pura II.
"Masalah itu sepertinya tidak perlu disebutkan. Yang jelas kami bersyukur karena PT Angkasa Pura II mau membantu Persikota," tuturnya.
Ini adalah kali pertama PT Angkasa Pura II mensponsori Persikota. "Mudah-mudahan kerja sama kami terus berlanjut," harapnya
Thursday, June 16, 2011
Friday, April 1, 2011
Paid To Click (PTC)
Apa itu PTC?
PTC (Paid to Click) merupakan sebuah program advertising yang memberikan komisi kepada pembaca yang menge-klik dan melihat iklan yang mereka sediakan. Ada banyak situs PTC seperti Bux.to, Titanclicks, Advercash, dll. Setiap situs memberikan bayaran yang berbeda untuk setiap klik iklan. Misalnya bux.to memberi U$0.01 untuk setiap iklan yang diklik.
Bagaimana kita mendapatkan uang dari PTC?
Seperti saya sebutkan di atas. Hanya dengan menge-klik iklan yang mereka sediakan lalu U$0.01 akan ditambahkan ke akun kita. Namun disini ada aturannya. Kita harus menunggu selama beberapa detik untuk setiap iklan yang kita klik, sebelum kita menge-klik iklan berikutnya. Timer ini juga berbeda-beda untuk setiap situs. Ada yang hanya 10 detik, 20 detik, 30 detik, bahkan 40 detik.
Uang kita akan ditransfer via PayPal, AlertPay atau e-Gold setelah mencapai minimal cashout (tiap program memiliki batas yang berbeda-beda tapi rata-rata mensyaratkan minimal $10).
Berikut Daftar PTC Lokal yang saya ikuti :
*Bagi yang ingin bergabung silakan meng-klik banner-banner di atas ini, Dan lakukan registrasi.
Tidak. Tidak dikenakan biaya pendaftaran. Cukup mengisi formulir pendaftaran online (biasanya cuma nama, email, username, password). Tetapi kita harus membayar untuk meng-upgrade account gratisan kita ke account premium. Dengan begini kita dapet full access ke iklan-iklan yang disediakan. Alias jumlah iklan yang di-klik juga lebih banyak. Tapi jika tidak ingin upgrade juga tak apa.
Apa itu Referral?
Referral adalah bagaimana seseorang terhubung atau mengikuti situs tertentu atas rekomendasi kita. Disini, referral berupa sebuah alamat unik yang berbeda untuk setiap account. Jika orang mendaftar ke sebuah situs dengan sumber alamat unik dari kita ini, maka kita akan memperoleh komisi. Begitu juga pada program PTC. Kita bisa menggandakan pendapatan kita dari sebuah situs PTC. Komisi ini termasuk: sign up, referral clicks (jika referral anda mulai nge-klik iklan), upgrades (jika referral anda upgrade ke premium account), bonuses (tergantung pada situs PTC yang anda ikuti).
Apakah pendapatan kita berkurang/dipotong jika kita mendaftar atas referral orang lain?
Jawabnya: TIDAK!
Tips & Trik Bermain PTC
Saya selalu berkomitmen untuk memberikan informasi yang berguna bagi pembaca. Dulu saya membagikan tips dan trik adsense ketika adsense lagi heboh2nya di dua tahun lalu. Sambutannya cukup lumayan.
Kali ini bagi yang lagi menimba uang dari ptc, saya ingin berikan panduan gratis tentang tips dan trik cara bermain ptc yang elegan tanpa curang, tanpa hack, tanpa software / program pengclick iklan otomatis yang bisa dikenal dengan nama autosurf. Saya tidak menyarankan hal-hal yang illegal semacam itu, biasakan budaya yang baik dan benar serta halal dalam mencari rezeki, kita mahkluk yang beragama bukan?
Untuk itu, silahkan baca baik-baik panduan lengkap dan gratis tips dan trik bermain aman dan keren ptc di bawah ini, saya berikan beberapa point-point penting saja. Berikut ini tips dan trik bermain ptc.
-Cek dahulu situs yang tidak scam, tentunya sudah ada bukti payout dari beberapa sumber di internet, bila perlu tengok trend Alexa mereka, bagaimana trend grafiknya.
-Gunakan instinct dan instuisi anda untuk menebak / memprediksi web yang kita ingin join bisa dipercaya.
Cara / tips yang paling sederhana adalah dari desain webnya, apakah amburadul atau tidak? Ingat sebuah motto: “Kesan pertama begitu menggoda…”.
Tapi tentunya ini hanya teori saya belaka, tidak menjadi sebuah absolut teori.
-Bermain aman dengan satu akun saja, jangan referensikan saudara serumah, apalagi anda sendiri mendaftar jadi referral akun anda sendiri, jadi anak manis aja :-) .
-Usahakan sebisanya hanya menggunakan sebuah IP saja, cari koneksi yang memberikan IP statik, maksudnya IP yang statis sehingga nantinya kalau pas lagi apesnya, referral atau orang lain yang kebetulan mengunjungi website ptc tsb kebetulan mempunyai IP yang pernah kita pakai pada hari selanjutnya, sama-sama dibanned karena dianggap double account.
-Usahakan kalau main ke warnet, harus mengclear semua cookie dan jangan meninggalkan jejak dibookmark atau Add to Favorit karena untuk menghindari anggapan double account dari pihak penyedia ptc juga.
-Jangan gunakan software autoclick / autosurf, tidak ada jaminan keberhasilannya, sial-sial malah kita bisa dibanned. Mungkin awalnya dibiarin sama pengelola situs, namun ketika pas cashout, kita justru ditendang dari peredaran.
-Untuk cashout, biasanya ada situs yang menaikkan batas minimum payout sehingga membuat kita deg-degan kalau situs tersebut bangkrut, dana hasil jerih payah klik kita sia-sia ludes bersama dengan bangkrutnya situs tsb seperti yang terjadi pada buxout dan thinkbux, untuk mencegah hal itu terjadi, coba baca berapa minimum payout mereka, anggap saja $10, maka kita bisa deposit dahulu kepada mereka mungkin sekitar $8 sehingga ketika kita sudah klik dengan hasil lebih dari $2, yang jika dikalkulasikan akan menjadikan dana kita mencapai batas minimum $10.
Cepat-cepat tarik dana dari sana!
-Jika sebuah situs menunjukkan tanda-tanda aneh, spt halnya forumnya ditutup, memaksa kita untuk upgrade, iklan-iklan yang ditawarkan hanya sebatas upgrade dan rent referral serta pengumuman situs yang bersangkutan, ataupun tiba-tiba akun kita diturunkan harga per kliknya, cabut aja buru-buru, jangan habiskan energi dan bandwith kita.
-Promosikan referral ke forum-forum atau shoutbox dan instant messenger, bahkan melalui social network seperti Twitter dan Facebook, cukup efektif jika anda mempunyai banyak teman.
-Untuk yang ingin berspekulasi dengan menyewa referral, cari website ptc yang “memaksa” membernya untuk mengclick iklan dalam jumlah minimum tertentu setiap hari, hal ini sangat bagus untuk menjaga para referral tetap melek setiap hari tidak berani absen untuk klik iklan.Situs seperti neobux dan beberapa situs lain sudah menerapkan hal ini, boleh dicoba.
-Menutup link referral dengan trik code HTML atau bahkan kalau mungkin, pakai javascript untuk memanipulasi window status bar. Trik ini dipakai karena banyak sekali orang yang tidak rela kalau dirinya menjadi downline seseorang, padahal jelas-jelas mereka tidak akan rugi apapun. Situs ptc sudah mempunyai kalkulasi tersendiri. Jadi please, jadi downline saya ya jika anda ingin menumpahkan rasa terima kasih kepada saya atas tulisan ini.
-Saya sarankan jangan matikan mode gambar dari browser untuk menghemat bandwith karena justru sekarang banyak web ptc yang menerapkan captcha untuk validasi kita tidak menggunakan program autosurf.
Friday, March 4, 2011
Dubes RI di Swiss: Nurdin Halid Bohong
Duta Besar Republik Indonesia di Swiss, Djoko Susilo, menyatakan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Nurdin Halid selama ini telah melakukan kebohongan ke publik.
Berita terkait
* Komite Eksekutif FIFA Bahas Nasib Nurdin Halid Hari Ini
* Hayono Isman: Nurdin Jangan Jegal Kompetitor Calon Ketum PSSI
* Pecinta Sepak Bola Jambi Beberkan Dosa Nurdin Halid
* Kongres di Solo akan Kembalikan Roh PSSI
* Persik Tetap Tolak Nurdin, Bukan Memusuhi PSSI
Djoko mengatakan kebohongan yang dimaksud yaitu FIFA pada Juni 2007 lalu sebenarnya sudah melarang Nurdin menjadi Ketua Umum PSSI karena sudah pernah diputuskan bersalah oleh pengadilan dan dihukum. FIFA dalam suratnya ke PSSI juga meminta PSSI harus melakukan pemilihan ulang Ketua Umum PSSI.
"Tapi Nurdin dan petinggi PSSI lainnya menyembunyikan isi surat FIFA itu dan tetap menjabat hingga sekarang. Ini tindakan kebohongan, ini sudah kriminal sebenarnya," kata Djoko kepada Tempo, Kamis (3/3).
Dengan isi surat FIFA yang seperti itu, kata Djoko, seharusnya pengurus PSSI sekarang tidak sah atau telah dianulir FIFA sejak 2007. "Seharusnya kan ada pemilihan ulang, tapi PSSI tidak melakukan itu tahun 2007 lalu," ujarnya.
Djoko mengatakan dengan terkuaknya kebohongan PSSI ini, seharusnya Nurdin dan Nugraha Besoes bisa digugat. "Mereka sudah tahu ada surat FIFA Juni 2007 yang isinya seperti itu, tapi kenapa didiamkan, tidak dilaksanakan? Kenapa pengurus PSSI menyembunyikan adanya perintah pemilihan ulang? Pemilihan 2007 itu tidak sah," kata Djoko.
Menurut Djoko, FIFA selama ini hanya mendapat informasi sepihak dari PSSI saja mengenai sepak bola di Tanah Air dan segala permasalahannya. FIFA tidak pernah mendengar informasi dari pihak lain. "Pantas saja orang-orang PSSI kalau ke Zurich (Markas FIFA di Swiss) selama ini tidak berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI di Swiss. Jadi seperti ada yang mereka tutupi, tidak seperti pengurus cabang olahraga lainnya yang koordinasi dengan kami," ujarnya.
Djoko mengatakan pekan depan ia sudah menjadwalkan bertemu dengan Presiden FIFA Sepp Blatter untuk mengadukan Nurdin cs atas perbuatannya selama ini. "Saya setuju dengan Menpora untuk meluruskan penyimpangan di tubuh PSSI, ini bukan intervensi pemerintah," kata Djoko.
BASUKI RAHMAT
copas dari : www.tempointeraktif.com
Berita terkait
* Komite Eksekutif FIFA Bahas Nasib Nurdin Halid Hari Ini
* Hayono Isman: Nurdin Jangan Jegal Kompetitor Calon Ketum PSSI
* Pecinta Sepak Bola Jambi Beberkan Dosa Nurdin Halid
* Kongres di Solo akan Kembalikan Roh PSSI
* Persik Tetap Tolak Nurdin, Bukan Memusuhi PSSI
Djoko mengatakan kebohongan yang dimaksud yaitu FIFA pada Juni 2007 lalu sebenarnya sudah melarang Nurdin menjadi Ketua Umum PSSI karena sudah pernah diputuskan bersalah oleh pengadilan dan dihukum. FIFA dalam suratnya ke PSSI juga meminta PSSI harus melakukan pemilihan ulang Ketua Umum PSSI.
"Tapi Nurdin dan petinggi PSSI lainnya menyembunyikan isi surat FIFA itu dan tetap menjabat hingga sekarang. Ini tindakan kebohongan, ini sudah kriminal sebenarnya," kata Djoko kepada Tempo, Kamis (3/3).
Dengan isi surat FIFA yang seperti itu, kata Djoko, seharusnya pengurus PSSI sekarang tidak sah atau telah dianulir FIFA sejak 2007. "Seharusnya kan ada pemilihan ulang, tapi PSSI tidak melakukan itu tahun 2007 lalu," ujarnya.
Djoko mengatakan dengan terkuaknya kebohongan PSSI ini, seharusnya Nurdin dan Nugraha Besoes bisa digugat. "Mereka sudah tahu ada surat FIFA Juni 2007 yang isinya seperti itu, tapi kenapa didiamkan, tidak dilaksanakan? Kenapa pengurus PSSI menyembunyikan adanya perintah pemilihan ulang? Pemilihan 2007 itu tidak sah," kata Djoko.
Menurut Djoko, FIFA selama ini hanya mendapat informasi sepihak dari PSSI saja mengenai sepak bola di Tanah Air dan segala permasalahannya. FIFA tidak pernah mendengar informasi dari pihak lain. "Pantas saja orang-orang PSSI kalau ke Zurich (Markas FIFA di Swiss) selama ini tidak berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI di Swiss. Jadi seperti ada yang mereka tutupi, tidak seperti pengurus cabang olahraga lainnya yang koordinasi dengan kami," ujarnya.
Djoko mengatakan pekan depan ia sudah menjadwalkan bertemu dengan Presiden FIFA Sepp Blatter untuk mengadukan Nurdin cs atas perbuatannya selama ini. "Saya setuju dengan Menpora untuk meluruskan penyimpangan di tubuh PSSI, ini bukan intervensi pemerintah," kata Djoko.
BASUKI RAHMAT
copas dari : www.tempointeraktif.com
Monday, February 14, 2011
SiSingamangaraja XII
Raja Si Singamangaraja XII lahir di Bakara ditepian Danau Toba sebelah Selatan pada tahun 1848. Saat ini Bakara merupakan suatu kecamatan dalam Kabupaten Humbang Hasundutan. Nama kecilnya adalah Patuan Bosar gelar Ompu Pulo Batu. Sebagaimana leluhurnya, gelar Raja dan kepemimpinan selalu diturunkan dari pendahulunya secara turun temurun. Ketika Patuan Bosar dinobatkan menjadi Raja Si Singamangaraja XII pada tahun 1871, waktu itu umurnya baru 22 tahun dalam usia yang masih muda."
Rakyat bertani dan beternak, berburu dan sedikit-sedikit berdagang. Kalau Raja Si Singamangaraja XII mengunjungi suatu negeri semua yang ‘tarbeang” atau ditawan, harus dilepaskan. Sebagaimana dengan Raja Si Singamangaraja I sampai XI, beliau juga merupakan seorang pemimpin yang sangat menentang perbudakan yang memang masih lazim masa itu. Jika beliau pergi ke satu desa (huta), beliau selalu meminta agar penduduk desa tersebut memerdekakan orang yang sedang dipasung karena hutang atau kalah perang, orang-orang yang ditawan yang hendak diperjualbelikan dan diperbudak.
Dia seorang pejuang sejati, yang anti penjajahan dan perbudakan. Pejuang yang tidak mau berkompromi dengan penjajah kendati kepadanya ditawarkan menjadi Sultan Batak. Ia memilih lebih baik mati daripada tunduk pada penjajah. Ia kesatria yang tidak mau mengkhianati bangsa sendiri demi kekuasaan. Ia berjuang sampai akhir hayat. Perjuangannya untuk memerdekakan ‘manusia bermata hitam’ dari penindasan penjajahan si mata putih (sibontar mata), tidak terbatas pada orang Tapanuli (Batak) saja, tetapi diartikan secara luas dalam rangka nasional. Semua orang yang bermata hitam dianggapnya saudara dan harus dibela dari penjajahan si mata putih (sibontar mata). Dia merasa dekat dengan siapa saja yang tidak melakukan penindasan, tanpa membedakan asal-usul. Maka ia pun mengangkat panglimanya yang berasal dari Aceh.
Perjuangan Raja Si Singamangaraja XII melawan Belanda
Dapat dipadamkannya “Perang Paderi” melapangkan jalan bagi pemerintahan kolonial di Minangkabau dan Tapanuli Selatan. Minangkabau jatuh ke tangan Belanda, menyusul daerah Natal, Mandailing, Barumun, Padang Bolak, Angkola, Sipirok, Pantai Barus dan kawasan Sibolga.
Karena itu, sejak tahun 1837, Tanah Batak terpecah menjadi dua bagian, yaitu daerah-daerah yang telah direbut Belanda menjadi daerah Gubernemen yang disebut “Residentie Tapanuli dan Onderhoorigheden”, dengan seorang Residen berkedudukan di Sibolga yang secara administratif tunduk kepada Gubernur Belanda di Padang. Sedangkan bagian Tanah Batak lainnya, yaitu daerah-daerah Silindung, Pahae, Habinsaran, Dairi, Humbang, Toba, Samosir, belum berhasil dikuasai oleh Belanda dan tetap diakui Belanda sebagai Tanah Batak yang merdeka, atau ‘De Onafhankelijke Bataklandan’. Sampai pada tahun 1886, hampir seluruh Sumatera sudah dikuasai Belanda kecuali Aceh dan tanah Batak yang masih berada dalam situasi merdeka dan damai di bawah pimpinan Raja Si Singamangaraja XII yang masih muda. Sebenarnya berita tentang masksud Belanda untuk menguasai seluruh Sumatera ini sudah diperkirakan oleh kerajaan Batak yang masa itu masih dipimpin oleh Raja Si Singamangaraja XI yaitu Ompu Sohahuaon. Sebagai bukti untuk ini, salah satu putrinya diberi nama Nai Barita Hulanda.
Pada tahun 1873, Belanda menyatakan perang kepada Aceh dan tentaranya mendarat di pantai-pantai Aceh. Saat itu Tanah Batak di mana Raja Si Singamangaraja XII berkuasa, masih belum dijajah Belanda. Tetapi ketika 3 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1876, Belanda mengumumkan “Regerings” Besluit Tahun 1876″ yang menyatakan daerah Silindung/Tarutung dan sekitarnya dimasukkan kepada kekuasaan Belanda dan harus tunduk kepada Residen Belanda di Sibolga, Raja Si Singamangaraja XII cepat mengerti siasat strategi Belanda. Kalau Belanda mulai menguasai Silindung, tentu mereka akan menyusul dengan menganeksasi Humbang, Toba, Samosir, Dairi dan lain-lain. Raja Si Singamangaraja XII cepat bertindak, Beliau segera mengambil langkah-langkah konsolidasi. Raja-raja Batak lainnya dan pemuka masyarakat dihimpunnya dalam suatu rapat raksasa di Pasar Balige, bulan Juni 1876. Dalam rapat penting dan bersejarah itu diambil tiga keputusan sebagai berikut :
1. Menyatakan perang terhadap Belanda
2. Zending Agama tidak diganggu
3. Menjalin kerjasama Batak dan Aceh untuk sama-sama melawan Belanda.
Terlihat dari peristiwa ini, Raja Si Singamangaraja XII lah yang dengan semangat tinggi, mengumumkan perang terhadap Belanda yang ingin menjajah. Terlihat pula, Raja Si Singamangaraja XII bukan anti agama dan di zamannya, sudah dapat membina azas dan semangat persatuan dengan suku-suku lainnya.
Tahun 1877, mulailah perang Batak yang terkenal itu, yang berlangsung 30 tahun lamanya. Dimulai di Bahal Batu, Humbang, berkobar perang yang ganas selama tiga dasawarsa. Belanda mengerahkan pasukan-pasukannya dari Singkil Aceh, menyerang pasukan rakyat semesta yang dipimpin Raja Si Singamangaraja XII.
Pasukan Belanda yang datang menyerang ke arah Bakara, markas besar Raja Si Singamangaraja XII di Tangga Batu dan Balige mendapat perlawanan dan berhasil dihambat. Belanda merobah taktik, pada babak berikutnya ia menyerbu ke kawasan Balige untuk merebut kantong logistik Raja Si Singamangaraja XII di daerah Toba, untuk selanjutnya mengadakan blokade terhadap Bakara. Tahun 1882, hampir seluruh daerah Balige telah dikuasai Belanda, sedangkan Laguboti masih tetap dipertahankan oleh panglima-panglima Raja Si Singamangaraja XII antara lain Panglima Ompu Partahan Bosi Hutapea. Baru setahun kemudian Laguboti jatuh setelah Belanda mengerahkan pasukan satu batalion tentara bersama barisan penembak-penembak meriam.
Tahun 1883, seperti yang sudah dikuatirkan jauh sebelumnya oleh Raja Si Singamangaraja XII, kini giliran Toba dianeksasi Belanda. Namun Belanda tetap merasa penguasaan tanah Batak berjalan lamban.Untuk mempercepat rencana kolonialisasi ini, Belanda menambah pasukan besar yang didatangkan dari Batavia (Jakarta sekarang) yang mendarat di Pantai Sibolga. Juga dikerahkan pasukan dari Padang Sidempuan. Raja Si Singamangaraja XII membalas menyerang Belanda di Balige dari arah Huta Pardede. Pasukan Raja Si Singamangaraja XII juga dikerahkan berupa kekuatan laut dari Danau Toba yang menyertakan pasukan sebanyak 800 orang dengan menggunakan 20 solu bolon. Pertempuran besar pun terjadi.
Pada tahun 1883, Belanda benar-benar mengerahkan seluruh kekuatannya dan Raja Si Singamangaraja XII beserta para panglimanya juga bertarung dengan gigih. Tahun itu, di hampir seluruh Tanah Batak pasukan Belanda harus bertahan dari serbuan pasukan-pasukan yang setia kepada perjuangan Raja Si Singamangaraja XII. Namun pada tanggal 12 Agustus 1883, Bakara, tempat Istana dan Markas Besar Raja Si Singamangaraja XII berhasil direbut oleh pasukan Belanda. Raja Si Singamangaraja XII mengundurkan diri ke Dairi bersama keluarganya dan pasukannya yang setia, juga ikut Panglima-panglimanya yang terdiri dari suku Aceh dan lain-lain.
Regu pencari jejak dari Afrika, juga didatangkan untuk mencari persembunyian Raja Si Singamangaraja XII. Barisan pelacak ini terdiri dari orang-orang Senegal. Oleh pasukan Raja Si Singamangaraja XII barisan musuh ini dijuluki “Si Gurbak Ulu Na Birong”. Tetapi pasukan Raja Si Singamangaraja XII pun terus bertarung. Panglima Sarbut Tampubolon menyerang tangsi Belanda di Butar, sedang Belanda menyerbu Lintong dan berhadapan dengan Raja Ompu Babiat Situmorang. Tetapi Raja Si Singamangaraja XII menyerang juga ke Lintong Nihuta, Hutaraja, Simangarongsang, Huta Paung, Parsingguran dan Pollung. Panglima Raja Si Singamangaraja XII yang terkenal Amandopang Manullang tertangkap. Dan tokoh Parmalim yang menjadi Penasehat Khusus Raja Si Singamangaraja XII, Guru Somaling Pardede juga ditawan Belanda. Ini terjadi pada tahun 1889.
Pada awal abad ke 20, Belanda mulai berhasil menguasai Aceh sehingga pada tahun 1890 pasukan khusus Marsose yang tadinya ditempatkan di Aceh, dikerahkan untuk menyerang Raja Si Singamangaraja XII di daerah Parlilitan. Mendapat penyerangan yang tiba-tiba dan menghadapi persenjataan yang lebih modern dari Belanda, akhirnya perlawanan gigih pasukan Raja Si Singamangaraja XII pun terdesak. Dari situlah dia dan keluarga serta pasukannya menyingkir ke Dairi.
Raja Si Singamangaraja XII melanjutkan peperangan secara berpindah-pindah di daerah Parlilitan selama kurang lebih 22 tahun, disetiap persinggahaannya Beliau selalu memberikan pembinaan pertanian, adat istiadat (hukum) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga menimbulkan kesetiaan dan dukungan rakyat untuk berjuang.walaupun banyak di antara penduduk yang mendapat siksaan dan pukulan dengan rotan dan bahkan sampai terbunuh, karena tidak mau bekerja-sama dengan Belanda. Termasuk untuk menunjukkan tempat pasukan dan Raja Si Singamangaraja XII berada.
Pasukan Raja Si Singamangaraja XII di Dairi ini merupakan gabungan dari suku Batak dan suku Aceh. Pasukan ini dipimpin oleh putranya Patuan Nagari. Panglima-panglima dari suku Batak Toba antara lain, Manase Simorangkir dari Silindung, Rior Purba dari Bakara, Aman Tobok Sinaga dari Uruk Sangkalan dan Ama Ransap Tinambunan dari Peabalane. Dari suku Aceh antara lain Teuku Sagala, Teuku Nyak Bantal, Teuku Nyak Ben,Teuku Mat Sabang, Teuku Nyak Umar, Teuku Nyak Imun, Teuku Idris. Sedang dari rakyat Parlilitan antara lain: Pulambak Berutu, Tepi Meha, Cangkan Meha, Pak Botik Meha, Pak Nungkun Tinambunan, Nangkih Tinambunan, Pak Leto Mungkur, Pak Kuso Sihotang, Tarluga Sihombing dan Koras Tamba.
Pasukan Raja Si Singamangaraja XII ini dilatih di suatu gua yang bernama Gua Batu Loting dan Liang Ramba di Simaninggir. Gua ini berupa liang yang terjadi secara alamiah dengan air sungai di bawah tanah. Tinggi gua sekitar 20 meter dan mempunyai cabang-cabang yang bertingkat-tingkat. Sirkulasi udara di dalam gua cukup baik karena terbuka ke tiga arah, dua sebagai akses keluar masuk dan satu menuju ke arah air terjun. Jarak dari pintu masuk ke air terjun didalam gua lebih dari 250 meter. Dengan demikian, di dalam gua ini dimungkinkan untuk menjalankan kehidupan sehari-hari bagi seluruh pasukan yang dilatih tanpa harus keluar dari gua.
Pihak penjajah Belanda juga melakukan upaya pendekatan (diplomasi) dengan menawarkan Raja Si Singamangaraja XII sebagai Sultan Batak, dengan berbagai hak istimewa sebagaimana lazim dilakukan Belanda di daerah lain. Namun Raja Si Singamangaraja XII menolak tawaran tersebut. Sehingga usaha untuk menangkapnya mati atau hidup semakin diaktifkan.
Setelah melalui pengepungan yang ketat selama tiga tahun, akhirnya markasnya diketahui oleh serdadu Belanda. Dalam pengejaran dan pengepungan yang sangat rapi, peristiwa tragis pun terjadi. Dalam satu pertempuran jarak dekat, komandan pasukan Belanda kembali memintanya menyerah dan akan dinobatkan menjadi Sultan Batak. Namun pahlawan yang merasa tidak mau tunduk pada penjajah ini lebih memilih lebih baik mati daripada menyerah.
Tahun 1907, pasukan Belanda yang dinamakan Kolonel Macan atau Brigade Setan mengepung Raja Si Singamangaraja XII. Pertahanan Raja Si Singamangaraja XII diserang dari tiga jurusan. Tetapi Raja Si Singamangaraja XII tidak bersedia menyerah. Kaum wanita dan anak-anak diungsikan secara berkelompok-kelompok, namun kemudian mereka tertangkap oleh Belanda.
Tanggal 17 Juni 1907, di pinggir bukit Aek Sibulbulon, di suatu desa yang namanya Si Onom Hudon, di perbatasan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Dairi yang sekarang, gugurlah Raja Si Singamangaraja XII oleh pasukan Marsose Belanda pimpinan Kapten Christoffel. Raja Si Singamangaraja XII gugur bersama dua putranya Patuan Nagari dan Patuan Anggi serta putrinya Lopian. Raja Si Singamangaraja XII yang kebal peluru tewas kena peluru setelah terpercik darah putrinya Lopian, yang gugur di pangkuannya. Dalam peristiwa ini juga turut gugur banyak pengikut dan beberapa panglimanya termasuk yang berasal dari Aceh, karena mereka juga berprinsip pantang menyerah. Pengikut-pengikutnya yang lain berpencar dan berusaha terus mengadakan perlawanan, sedangkan keluarga Raja Si Singamangaraja XII yang masih hidup dihina dan dinista, dan kemudian ditawan di internering Pearaja Tarutung. Semua mereka merupakan korban perjuangan.
Perang yang berlangsung selama 30 tahun itu memang telah mengakibatkan korban yang begitu banyak bagi rakyat termasuk keluarga Raja Si Singamangaraja XII sendiri. Walaupun Raja Si Singamangaraja XII telah wafat, tidak berarti secara langsung membuat perang di tanah Batak berakhir, sebab sesudahnya terbukti masih banyak perlawanan dilakukan oleh rakyat Tapanuli khususnya pengikut dari Raja Si Singamangaraja XII sendiri.
Jenazah Raja Si Singamangaraja XII, Patuan Nagari dan Patuan Anggi dibawa dan dikuburkan Belanda di tangsi Tarutung. Pada Tahun 1953, Raja Si Singamangaraja XII, Patuan Nagari dan Patuan Anggi dimakamkan kembali di Makam Pahlawan Nasional Soposurung Balige yang dibangun oleh pemerintah, masyarakat dan keluarga. Digelari Pahlawan Kemerdekaan Nasional dengan Surat Keputusan Pemerintah Republik Indonesia No. 590 tertanggal 19 Nopember 1961.
Demikianlah, tanpa kenal menyerah, tanpa mau berunding dengan penjajah, tanpa pernah ditawan, gigih, ulet, militan, Raja Si Singamangaraja XII selama selama tiga dekade, telah berjuang tanpa pamrih dengan semangat dan kecintaannya kepada tanah air dan kepada kemerdekaannya yang tidak bertara. Itulah yang dinamakan “Semangat Juang Raja Si Singamangaraja XII”, yang perlu diwarisi seluruh bangsa Indonesia, terutama generasi muda. Raja Si Singamangaraja XII benar-benar patriot sejati. Beliau tidak bersedia menjual tanah air untuk kesenangan pribadi. Hal ini menumbuhkan semangat persatuan dan kemerdekaan di hati rakyat.
Rakyat bertani dan beternak, berburu dan sedikit-sedikit berdagang. Kalau Raja Si Singamangaraja XII mengunjungi suatu negeri semua yang ‘tarbeang” atau ditawan, harus dilepaskan. Sebagaimana dengan Raja Si Singamangaraja I sampai XI, beliau juga merupakan seorang pemimpin yang sangat menentang perbudakan yang memang masih lazim masa itu. Jika beliau pergi ke satu desa (huta), beliau selalu meminta agar penduduk desa tersebut memerdekakan orang yang sedang dipasung karena hutang atau kalah perang, orang-orang yang ditawan yang hendak diperjualbelikan dan diperbudak.
Dia seorang pejuang sejati, yang anti penjajahan dan perbudakan. Pejuang yang tidak mau berkompromi dengan penjajah kendati kepadanya ditawarkan menjadi Sultan Batak. Ia memilih lebih baik mati daripada tunduk pada penjajah. Ia kesatria yang tidak mau mengkhianati bangsa sendiri demi kekuasaan. Ia berjuang sampai akhir hayat. Perjuangannya untuk memerdekakan ‘manusia bermata hitam’ dari penindasan penjajahan si mata putih (sibontar mata), tidak terbatas pada orang Tapanuli (Batak) saja, tetapi diartikan secara luas dalam rangka nasional. Semua orang yang bermata hitam dianggapnya saudara dan harus dibela dari penjajahan si mata putih (sibontar mata). Dia merasa dekat dengan siapa saja yang tidak melakukan penindasan, tanpa membedakan asal-usul. Maka ia pun mengangkat panglimanya yang berasal dari Aceh.
Perjuangan Raja Si Singamangaraja XII melawan Belanda
Dapat dipadamkannya “Perang Paderi” melapangkan jalan bagi pemerintahan kolonial di Minangkabau dan Tapanuli Selatan. Minangkabau jatuh ke tangan Belanda, menyusul daerah Natal, Mandailing, Barumun, Padang Bolak, Angkola, Sipirok, Pantai Barus dan kawasan Sibolga.
Karena itu, sejak tahun 1837, Tanah Batak terpecah menjadi dua bagian, yaitu daerah-daerah yang telah direbut Belanda menjadi daerah Gubernemen yang disebut “Residentie Tapanuli dan Onderhoorigheden”, dengan seorang Residen berkedudukan di Sibolga yang secara administratif tunduk kepada Gubernur Belanda di Padang. Sedangkan bagian Tanah Batak lainnya, yaitu daerah-daerah Silindung, Pahae, Habinsaran, Dairi, Humbang, Toba, Samosir, belum berhasil dikuasai oleh Belanda dan tetap diakui Belanda sebagai Tanah Batak yang merdeka, atau ‘De Onafhankelijke Bataklandan’. Sampai pada tahun 1886, hampir seluruh Sumatera sudah dikuasai Belanda kecuali Aceh dan tanah Batak yang masih berada dalam situasi merdeka dan damai di bawah pimpinan Raja Si Singamangaraja XII yang masih muda. Sebenarnya berita tentang masksud Belanda untuk menguasai seluruh Sumatera ini sudah diperkirakan oleh kerajaan Batak yang masa itu masih dipimpin oleh Raja Si Singamangaraja XI yaitu Ompu Sohahuaon. Sebagai bukti untuk ini, salah satu putrinya diberi nama Nai Barita Hulanda.
Pada tahun 1873, Belanda menyatakan perang kepada Aceh dan tentaranya mendarat di pantai-pantai Aceh. Saat itu Tanah Batak di mana Raja Si Singamangaraja XII berkuasa, masih belum dijajah Belanda. Tetapi ketika 3 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1876, Belanda mengumumkan “Regerings” Besluit Tahun 1876″ yang menyatakan daerah Silindung/Tarutung dan sekitarnya dimasukkan kepada kekuasaan Belanda dan harus tunduk kepada Residen Belanda di Sibolga, Raja Si Singamangaraja XII cepat mengerti siasat strategi Belanda. Kalau Belanda mulai menguasai Silindung, tentu mereka akan menyusul dengan menganeksasi Humbang, Toba, Samosir, Dairi dan lain-lain. Raja Si Singamangaraja XII cepat bertindak, Beliau segera mengambil langkah-langkah konsolidasi. Raja-raja Batak lainnya dan pemuka masyarakat dihimpunnya dalam suatu rapat raksasa di Pasar Balige, bulan Juni 1876. Dalam rapat penting dan bersejarah itu diambil tiga keputusan sebagai berikut :
1. Menyatakan perang terhadap Belanda
2. Zending Agama tidak diganggu
3. Menjalin kerjasama Batak dan Aceh untuk sama-sama melawan Belanda.
Terlihat dari peristiwa ini, Raja Si Singamangaraja XII lah yang dengan semangat tinggi, mengumumkan perang terhadap Belanda yang ingin menjajah. Terlihat pula, Raja Si Singamangaraja XII bukan anti agama dan di zamannya, sudah dapat membina azas dan semangat persatuan dengan suku-suku lainnya.
Tahun 1877, mulailah perang Batak yang terkenal itu, yang berlangsung 30 tahun lamanya. Dimulai di Bahal Batu, Humbang, berkobar perang yang ganas selama tiga dasawarsa. Belanda mengerahkan pasukan-pasukannya dari Singkil Aceh, menyerang pasukan rakyat semesta yang dipimpin Raja Si Singamangaraja XII.
Pasukan Belanda yang datang menyerang ke arah Bakara, markas besar Raja Si Singamangaraja XII di Tangga Batu dan Balige mendapat perlawanan dan berhasil dihambat. Belanda merobah taktik, pada babak berikutnya ia menyerbu ke kawasan Balige untuk merebut kantong logistik Raja Si Singamangaraja XII di daerah Toba, untuk selanjutnya mengadakan blokade terhadap Bakara. Tahun 1882, hampir seluruh daerah Balige telah dikuasai Belanda, sedangkan Laguboti masih tetap dipertahankan oleh panglima-panglima Raja Si Singamangaraja XII antara lain Panglima Ompu Partahan Bosi Hutapea. Baru setahun kemudian Laguboti jatuh setelah Belanda mengerahkan pasukan satu batalion tentara bersama barisan penembak-penembak meriam.
Tahun 1883, seperti yang sudah dikuatirkan jauh sebelumnya oleh Raja Si Singamangaraja XII, kini giliran Toba dianeksasi Belanda. Namun Belanda tetap merasa penguasaan tanah Batak berjalan lamban.Untuk mempercepat rencana kolonialisasi ini, Belanda menambah pasukan besar yang didatangkan dari Batavia (Jakarta sekarang) yang mendarat di Pantai Sibolga. Juga dikerahkan pasukan dari Padang Sidempuan. Raja Si Singamangaraja XII membalas menyerang Belanda di Balige dari arah Huta Pardede. Pasukan Raja Si Singamangaraja XII juga dikerahkan berupa kekuatan laut dari Danau Toba yang menyertakan pasukan sebanyak 800 orang dengan menggunakan 20 solu bolon. Pertempuran besar pun terjadi.
Pada tahun 1883, Belanda benar-benar mengerahkan seluruh kekuatannya dan Raja Si Singamangaraja XII beserta para panglimanya juga bertarung dengan gigih. Tahun itu, di hampir seluruh Tanah Batak pasukan Belanda harus bertahan dari serbuan pasukan-pasukan yang setia kepada perjuangan Raja Si Singamangaraja XII. Namun pada tanggal 12 Agustus 1883, Bakara, tempat Istana dan Markas Besar Raja Si Singamangaraja XII berhasil direbut oleh pasukan Belanda. Raja Si Singamangaraja XII mengundurkan diri ke Dairi bersama keluarganya dan pasukannya yang setia, juga ikut Panglima-panglimanya yang terdiri dari suku Aceh dan lain-lain.
Regu pencari jejak dari Afrika, juga didatangkan untuk mencari persembunyian Raja Si Singamangaraja XII. Barisan pelacak ini terdiri dari orang-orang Senegal. Oleh pasukan Raja Si Singamangaraja XII barisan musuh ini dijuluki “Si Gurbak Ulu Na Birong”. Tetapi pasukan Raja Si Singamangaraja XII pun terus bertarung. Panglima Sarbut Tampubolon menyerang tangsi Belanda di Butar, sedang Belanda menyerbu Lintong dan berhadapan dengan Raja Ompu Babiat Situmorang. Tetapi Raja Si Singamangaraja XII menyerang juga ke Lintong Nihuta, Hutaraja, Simangarongsang, Huta Paung, Parsingguran dan Pollung. Panglima Raja Si Singamangaraja XII yang terkenal Amandopang Manullang tertangkap. Dan tokoh Parmalim yang menjadi Penasehat Khusus Raja Si Singamangaraja XII, Guru Somaling Pardede juga ditawan Belanda. Ini terjadi pada tahun 1889.
Pada awal abad ke 20, Belanda mulai berhasil menguasai Aceh sehingga pada tahun 1890 pasukan khusus Marsose yang tadinya ditempatkan di Aceh, dikerahkan untuk menyerang Raja Si Singamangaraja XII di daerah Parlilitan. Mendapat penyerangan yang tiba-tiba dan menghadapi persenjataan yang lebih modern dari Belanda, akhirnya perlawanan gigih pasukan Raja Si Singamangaraja XII pun terdesak. Dari situlah dia dan keluarga serta pasukannya menyingkir ke Dairi.
Raja Si Singamangaraja XII melanjutkan peperangan secara berpindah-pindah di daerah Parlilitan selama kurang lebih 22 tahun, disetiap persinggahaannya Beliau selalu memberikan pembinaan pertanian, adat istiadat (hukum) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga menimbulkan kesetiaan dan dukungan rakyat untuk berjuang.walaupun banyak di antara penduduk yang mendapat siksaan dan pukulan dengan rotan dan bahkan sampai terbunuh, karena tidak mau bekerja-sama dengan Belanda. Termasuk untuk menunjukkan tempat pasukan dan Raja Si Singamangaraja XII berada.
Pasukan Raja Si Singamangaraja XII di Dairi ini merupakan gabungan dari suku Batak dan suku Aceh. Pasukan ini dipimpin oleh putranya Patuan Nagari. Panglima-panglima dari suku Batak Toba antara lain, Manase Simorangkir dari Silindung, Rior Purba dari Bakara, Aman Tobok Sinaga dari Uruk Sangkalan dan Ama Ransap Tinambunan dari Peabalane. Dari suku Aceh antara lain Teuku Sagala, Teuku Nyak Bantal, Teuku Nyak Ben,Teuku Mat Sabang, Teuku Nyak Umar, Teuku Nyak Imun, Teuku Idris. Sedang dari rakyat Parlilitan antara lain: Pulambak Berutu, Tepi Meha, Cangkan Meha, Pak Botik Meha, Pak Nungkun Tinambunan, Nangkih Tinambunan, Pak Leto Mungkur, Pak Kuso Sihotang, Tarluga Sihombing dan Koras Tamba.
Pasukan Raja Si Singamangaraja XII ini dilatih di suatu gua yang bernama Gua Batu Loting dan Liang Ramba di Simaninggir. Gua ini berupa liang yang terjadi secara alamiah dengan air sungai di bawah tanah. Tinggi gua sekitar 20 meter dan mempunyai cabang-cabang yang bertingkat-tingkat. Sirkulasi udara di dalam gua cukup baik karena terbuka ke tiga arah, dua sebagai akses keluar masuk dan satu menuju ke arah air terjun. Jarak dari pintu masuk ke air terjun didalam gua lebih dari 250 meter. Dengan demikian, di dalam gua ini dimungkinkan untuk menjalankan kehidupan sehari-hari bagi seluruh pasukan yang dilatih tanpa harus keluar dari gua.
Pihak penjajah Belanda juga melakukan upaya pendekatan (diplomasi) dengan menawarkan Raja Si Singamangaraja XII sebagai Sultan Batak, dengan berbagai hak istimewa sebagaimana lazim dilakukan Belanda di daerah lain. Namun Raja Si Singamangaraja XII menolak tawaran tersebut. Sehingga usaha untuk menangkapnya mati atau hidup semakin diaktifkan.
Setelah melalui pengepungan yang ketat selama tiga tahun, akhirnya markasnya diketahui oleh serdadu Belanda. Dalam pengejaran dan pengepungan yang sangat rapi, peristiwa tragis pun terjadi. Dalam satu pertempuran jarak dekat, komandan pasukan Belanda kembali memintanya menyerah dan akan dinobatkan menjadi Sultan Batak. Namun pahlawan yang merasa tidak mau tunduk pada penjajah ini lebih memilih lebih baik mati daripada menyerah.
Tahun 1907, pasukan Belanda yang dinamakan Kolonel Macan atau Brigade Setan mengepung Raja Si Singamangaraja XII. Pertahanan Raja Si Singamangaraja XII diserang dari tiga jurusan. Tetapi Raja Si Singamangaraja XII tidak bersedia menyerah. Kaum wanita dan anak-anak diungsikan secara berkelompok-kelompok, namun kemudian mereka tertangkap oleh Belanda.
Tanggal 17 Juni 1907, di pinggir bukit Aek Sibulbulon, di suatu desa yang namanya Si Onom Hudon, di perbatasan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Dairi yang sekarang, gugurlah Raja Si Singamangaraja XII oleh pasukan Marsose Belanda pimpinan Kapten Christoffel. Raja Si Singamangaraja XII gugur bersama dua putranya Patuan Nagari dan Patuan Anggi serta putrinya Lopian. Raja Si Singamangaraja XII yang kebal peluru tewas kena peluru setelah terpercik darah putrinya Lopian, yang gugur di pangkuannya. Dalam peristiwa ini juga turut gugur banyak pengikut dan beberapa panglimanya termasuk yang berasal dari Aceh, karena mereka juga berprinsip pantang menyerah. Pengikut-pengikutnya yang lain berpencar dan berusaha terus mengadakan perlawanan, sedangkan keluarga Raja Si Singamangaraja XII yang masih hidup dihina dan dinista, dan kemudian ditawan di internering Pearaja Tarutung. Semua mereka merupakan korban perjuangan.
Perang yang berlangsung selama 30 tahun itu memang telah mengakibatkan korban yang begitu banyak bagi rakyat termasuk keluarga Raja Si Singamangaraja XII sendiri. Walaupun Raja Si Singamangaraja XII telah wafat, tidak berarti secara langsung membuat perang di tanah Batak berakhir, sebab sesudahnya terbukti masih banyak perlawanan dilakukan oleh rakyat Tapanuli khususnya pengikut dari Raja Si Singamangaraja XII sendiri.
Jenazah Raja Si Singamangaraja XII, Patuan Nagari dan Patuan Anggi dibawa dan dikuburkan Belanda di tangsi Tarutung. Pada Tahun 1953, Raja Si Singamangaraja XII, Patuan Nagari dan Patuan Anggi dimakamkan kembali di Makam Pahlawan Nasional Soposurung Balige yang dibangun oleh pemerintah, masyarakat dan keluarga. Digelari Pahlawan Kemerdekaan Nasional dengan Surat Keputusan Pemerintah Republik Indonesia No. 590 tertanggal 19 Nopember 1961.
Demikianlah, tanpa kenal menyerah, tanpa mau berunding dengan penjajah, tanpa pernah ditawan, gigih, ulet, militan, Raja Si Singamangaraja XII selama selama tiga dekade, telah berjuang tanpa pamrih dengan semangat dan kecintaannya kepada tanah air dan kepada kemerdekaannya yang tidak bertara. Itulah yang dinamakan “Semangat Juang Raja Si Singamangaraja XII”, yang perlu diwarisi seluruh bangsa Indonesia, terutama generasi muda. Raja Si Singamangaraja XII benar-benar patriot sejati. Beliau tidak bersedia menjual tanah air untuk kesenangan pribadi. Hal ini menumbuhkan semangat persatuan dan kemerdekaan di hati rakyat.
Wednesday, February 9, 2011
SKB 3 Menteri
7 Butir SKB 3 Menteri, yaitu:
1. Memberi peringatan dan memerintahkan untuk semua warga negara untuk tidak menceritakan, menafsirkan suatu agama di Indonesia yang menyimpang sesuai UU No 1 PNPS 1965 tentang pencegahan penodaan agama.
2. Memberi peringatan dan memerintahkan bagi seluruh penganut, pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) sepanjang menganut agama Islam agar menghentikan semua kegiatan yang tidak sesuai dengan penafsiran Agama Islam pada umumnya. Seperti pengakuaan adanya Nabi setelah Nabi Muhammad SAW.
3. Memberi peringatan dan memerintahkan kepada anggota atau pengurus JAI yang tidak mengindahkan peringatan tersebut dapat dikenani saksi sesuai peraturan perundangan.
4. Memberi peringatan dan memerintahkan semua warga negara menjaga dan memelihara kehidupan umat beragama dan tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum terhadap penganut JAI.
5. Memberi peringatan dan memerintahkan kepada warga yang tidak mengindahkan peringatan dnan perintah dapat dikenakan sanksi sesuai perundangan yang berlaku.
6. Memerintahkan setiap pemerintah daerah agar melakukan pembinaan terhadap keputusan ini.
7. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, 09 Juni 2008
1. Memberi peringatan dan memerintahkan untuk semua warga negara untuk tidak menceritakan, menafsirkan suatu agama di Indonesia yang menyimpang sesuai UU No 1 PNPS 1965 tentang pencegahan penodaan agama.
2. Memberi peringatan dan memerintahkan bagi seluruh penganut, pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) sepanjang menganut agama Islam agar menghentikan semua kegiatan yang tidak sesuai dengan penafsiran Agama Islam pada umumnya. Seperti pengakuaan adanya Nabi setelah Nabi Muhammad SAW.
3. Memberi peringatan dan memerintahkan kepada anggota atau pengurus JAI yang tidak mengindahkan peringatan tersebut dapat dikenani saksi sesuai peraturan perundangan.
4. Memberi peringatan dan memerintahkan semua warga negara menjaga dan memelihara kehidupan umat beragama dan tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum terhadap penganut JAI.
5. Memberi peringatan dan memerintahkan kepada warga yang tidak mengindahkan peringatan dnan perintah dapat dikenakan sanksi sesuai perundangan yang berlaku.
6. Memerintahkan setiap pemerintah daerah agar melakukan pembinaan terhadap keputusan ini.
7. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, 09 Juni 2008
Monday, February 7, 2011
PUNK
Sejak ledakan besar dalam tahun 1976-1977 punk rock telah banyak menarik perhatian dari para budayawan / sarjana teoritis seperti Dick Hebdige, Stuart Hall, dan Griel Marcus. Para cendekiawan ini bagaimanapun kurang berhasil melihat dari sisi perkembangan musik underground ini sejak lahir pada akhir tahun '70an. Politik-politik dari punk, musik dan fesyen berkembang besar ketika tahun 1980an, sebagaimana produksi, distribusi dari rekaman punk dan literaturnya. Dari evolusi ini, maka sangat wajar untuk kembali menganalisa beberapa dari asumsi-asurnsi yang dibuat oleh para sarjana kebudayaan semasa jaman-jaman awal punk. Beberapa penyelidikan sebelumnya hanya berkonsentrasi pada era tahun 1977, sebagai contoh band-band seperti the Sex Pistols. Dalam jangka pendek beberapa tahun semua band ini melembutkan musiknya menjadi versi yang lebih mudah dinikmati dan lebih mudah dipasarkan (sebutan lain adalah “new wave") atau bahkan menghilang ke dalam ketidakjelasan. Bagaimanapun, punk belum mati, dan secara sederhana bergeser secara “bawah tanah” atau underground untuk melanjutkan perkembangannya. Awal 1980an, underground punk mulai bertransformasi menjadi “hardcore” punk. Musiknya menjadi lebih keras, cepat dan memulai proses pencampuran dengan musik heavy metal. The scene atau komunitas punk, menjadi underground dan menjadi lebih politis, baik secara reaktif (kritis melihat sesuatu yang terjadi), dan perhatiannya dalam sebuah kejujuran dalam style, gaya. Sebelumnya punk telah dikategorikan sebagai working class youth sub-culture atau cabang budaya dari kaum muda kelas menengah ke bawah, kaum pekerja, yang menyebar cepat ke Amerika dan berevolusi semasa jaman punk tahun 1980an untuk menampilkan karakteristik dari middle-class counter-culture atau kultur perlawanan/tandingan dari masyarakat kelas menengah.
Faktor dominan dari punk adalah sebuah subkultur berdasar dari simbolisasi dan bentuk-bentuk spektakuler dari perlawanan, resistensi. Punks menggunakan gaya (musik, fesyen, bahasa slang, dll.) sebagaimana Dick Hebdige menggambarkan seperti berikut : "Untuk menciptakan sesuatu dari apa yang diciptakan dan mereka - membumbui, menghias, parodi dan apapun yang memungkinkan membangkitkan posisi dari posisi yang lebih rendah yang bukan merupakan pilihan meraka." Bagaimanapun, sebagaimana punk makin bertambah berpindah underground dan berkembang, punk mulai menarik elemen-elemen yang vokal dari intelektual-intelektual yang kecewa, terutama dari kaum muda kelas menengah pinggiran (suburban middle-class youth). Ini membantu punk bertransformasi menjadi gerakan yang lebih berartikulasi dari protes-protes politik dan kritik seperti yang telah digambarkan oleh Stuart Hall tentang middle-class counter-culture untuk akhir 1960an dan awal 1970an.
Hall dan kolega-koleganya mencurahkan sebuah bagian dari hasil kerja mereka ke dalam sebuah “perang” sub-kultur kaum muda di Inggris ke pemeriksaan dari middle-class counter-culture seperti hippie dan yippie. Dengan inilah punk menjadi lebih dekat daripada dibandingkan dengan subkultur mod atau subkultur rocker. Penting untuk mengingat bahwa studi ini sudah lengkap sebelum punk bangkit dan definisinya mudah diaplikasikan dan bertahan tetap untuk ledakan yang saat itu sedang membara diatas permukaan kultur pop pada era tahun 1970an. Counter-culture menempatkan tekanan yang besar dalam simbolisasi secara politis dari bentuk-bentuk perlawanan, pada individu dan kolektif, dan penolakan terhadap nilai- nilai dibandingkan dengan kesetiaan terhadap suatu kelas atau tradisi.
Setelah ledakan punk pada tahun 77, punk menyebar dari Eropa ke Amerika dan akhirnya hampir semua daerah urban di dunia. Anak-anak muda mengambil alih musik, fesyen, dan gaya dari punk. Mengambil gambar atau image dari pemberontakan yang ditawarkan oleh industri musik secara serius, punks menumbangkan mereka, membuat mereka menjadi dasar atau basis dari sebuah subkultur underground yang timbul. Punk menjadi berbagai variasi musik dan arah penggayaan dengan setiap simbol-simbol politik dan nilai-nilai. Lingkungan pergaulan punk menjadi “payung” dan memayungi segala bentuk dari ekspresi pribadi atau self-expression. Terbentuk pada akhir 1970an, punk memiliki label rekaman sendiri, pers, fesyen, bahasa “prokem” atau slang dan jaringan distribusi yang ditempatkan secara underground, dengan jaringan-jaringan komunikasi dan transfer dari artefak budaya yang di desentralisasi a yang tidak terkait. Isolasi ini mungkin merupakan Catalan dari ketidak jelasan punk didalam studi-studi tentang sub-sub anak muda, youth subs, dan budaya perlawanan sejak tahun 1970an. Kemajuan dalam murah, dan keberadaan peralatan rekaman, tetah membuat elemen- teknologi seperti penerbitan desktop (desktop publication), perekam kaset mandiri (home cassette dubbing), foto kopi yang cepat dan murah, dan keberadaan peralatan rekaman, telah membuat elemen-elemen punk yang telah terpolitisir menjadi sebuah perindustrian rakyat, kaum underground. Pilihan seperti ini didorong oleh keinginan untuk tetap membuat punk aman dari tangan-tangan kapitalis yang mengeksploitasi melalui industri musik. Etika “do-lt-yourself” atau lebih dikenal dengan “d.i.y” tumbuh secara ekstensif pada tahun 1980an. Apapun yang d.i.y, betul-betul dipertimbangkan dan dekat dengan “true spirit” dan punk dimana menekan kontrak dengan major label atau label rekaman mayor adalah suatu bentuk pengambilalihan hukum terhadap punk, dan dianggap “sell-out” atau menjual diri dari gaya. Ketika ini membuat impresi dari bentuk sebuah budaya perlawanan underground yang swatantra, punk tetap tersebar. Punk secara luas telah mengalami perkawinan silang dengan underground metal. Dari awal punk telah meminjam fesyen dari para bikers, rockers, para pemberontak dari subkultur sebelumnya. Dan hasilnya punk telah menemukan gayanya sendiri, dan berintegrasi atau bersatu dengan industri fesyen, sebagaimana sesuatu yang penuh kejutan dan memalukan menjadi sangat chic di masa depan. Punk tidak terbentuk dari kevakuman tapi dihasilkan dari bentuk akhir ekspresi-ekspresi pemberontakan dan protes-protes sosial. Bagaimanapun, punk menyediakan tempat untuk berekspresi atas ketidakpuasan dari sebuah kaum muda yang tercabut hak pilihnya. Ketidakpuasan tidak hanya dengan budaya yang dominan, tetapi juga dengan mereka yang merasa sama seperti individu yang gagal membentuk diri dan memberontak.
Punk telah berkembang dari sebuah ekspresi, protes,melalui simbolisme dan kejutan dari nilai-nilai menuju kepada kritik terhadap politik yang terartikulasi dan penolakan dari budaya yang dominan. Hall berbicara tentang protes subkultural sebagai kesadaran kelas-kelas sosial, berkait dalam bentuk-bentuk ekspresi seperti vandalisme dan hooliganisme. Dimana dia mengatakan, "Bentuk budaya periawanan lebih kepada bentuk ideologi dan bentuk politis. Mereka membuat artikulasi dari lawan mereka terhadap nilai- nilai yang dominan dan juga Institusi - bahkan ketika ini tidak mengambil bentuk dari suatu respon yang jelas." Punk pada masa 1980an bercampur dengan politik, tidak hanya secara musik dan tertulis, tetapi mencakup ke dalam gaya hidup sehari-hari. Lirik-lirik politis dan komentar-komentar kritik sosial menjadi tema lirik yang berlaku dalam kebanyakan band-band punk. Band-band seperti Conflict, Grass, dan M.D.C. menyertakan rekaman-rekaman mereka dengan informasi-informasi tentang isu-isu politik, seperti misalnya tentang bahaya perang nukilr, intervensi pada Amerika Tengah, atau animal rights. Mengutip Tim Yohannon dari Maximum Rock N Roll pada tahun 1984, "Album rekaman sudah bukan album rekaman biasa lagi, mereka datang dengan sheet lirik dan banyak intonasi didalamnya, hal-hal politik, alamat, representasi dari penentangan, pemberontakan dari lingkungan."
Punk mulai menegaskan sebuah gaya hidup alternatif, tidak seperti grup-grup kultur pemberontakan sebelumnya. Sebuah kode etik menjadi berhubungan erat dengan punk yang benar-benar berlawanan dengan tekanan, eksploitasi, dan mengutamakan hak individu. Kepedulian akan bagaimana gaya hidup suatu individu memberikan contoh kepada “sistem” dan aktivitasnya. Kemudian banyak punks yang memilih gaya hidup alternatif seperti vegetarianisme, juga memboikot korporasi-korporasi atau perusahaan-perusahaan besar yang terpilih dan terseleksi karena suatu kasus. Ini menciptakan para kehadiran sementara dari pemondok-pemondok yang berasal dari golongan pinggir ljngkungan, bertempat tinggal di gedung-gedung yang tidak terpakai, dan mengorek sampah untuk sandang dan pangan.
Etos punk d.i.y. yang underground membuat kejujuran dari sebuah band sampai ke popularitas mereka diantara fans mereka yang die-hard. Transformasi punk ke hardcore di Amerika adalah sebuah bagian dari keinginan untuk mencapai kejujuran didalam bentuk perdagangan. Ian MacKaye dari band legandaris Washington D.C. - Amerika Serikat, Minor Threat, dan scene punk awal D.C. lebih suka disebut “hardcore” daripada “punk rock”. Ini disebabkan oleh keinginan untuk memisahkan underground punks yang tetap konsisten dari band-band yang sell-out yang telah menyatu menjadi new wave. Vic Bondi dari band Articles Of Faith mengatakan, "Untuk saya bukanlah suatu kebetulan hardcore Amerika lahir pada saat bersamaan dengan Amerika Serikat (dan negara- negara Eropa Barat) mengadopsi kelas pemaaf tanpa otak dan perang ekonomi antar negara. Ini merepresentasikan sebuah mood- swing terhadap demokrasi juga sesuatu sejak terdefinisikan menjadi post-modern, atau simulcra : sebuah keinginan untuk memperlakukan ilusi sebagai realita, untuk menerima suatu image melampaui hakekat, memperlakukan kehidupan yang sebenarnya seperti dalam TV atau film yang buruk. Era 80an adalah masa dimana segalanya menjadi sebuah media, dimana kesenian dari kesepakatan menjadi publisitas dan kesepakatan itu sendiri, dan berlagak presidensial adalah menjadi presidensial. Semua adaiah media dan media mampu dimanipulasi, jadi semua dapat dimanipulasi. Dan pada tengah-tengah rantai manipulasi ini, tercekik kemudian dan dicekik sekarang adalah rakyat. Mereka adalah obyek- obyek manipulasi, korban-korban dari media. Mereka membeli image tersebut, dan menjadi image tersebut. Orang-orang dengan kata lain, menjadi komoditas dalam era 80an, begitu banyak obyek yang tak tertuang, dipakai hingga bosan, dan menjadi barang-barang yang terbuang. Bagi saya tampaknya hardcore adalah suatu ekspresi dari suatu proses terhadap keadaan hal ini, state of affairs. Tidak politis secara partai, atau ideologi, atau dogma dari kompetisi kekuasaan yang terorganisir; tapi politikal secara perlawanan terhadap paksaan kekerasan. Menjadi “hardcore” tidak dapat dimanipulasi, dikomoditaskan atau diperdagangkan, tidak dapat menjadi umpan konsumerisme.
Faktor dominan dari punk adalah sebuah subkultur berdasar dari simbolisasi dan bentuk-bentuk spektakuler dari perlawanan, resistensi. Punks menggunakan gaya (musik, fesyen, bahasa slang, dll.) sebagaimana Dick Hebdige menggambarkan seperti berikut : "Untuk menciptakan sesuatu dari apa yang diciptakan dan mereka - membumbui, menghias, parodi dan apapun yang memungkinkan membangkitkan posisi dari posisi yang lebih rendah yang bukan merupakan pilihan meraka." Bagaimanapun, sebagaimana punk makin bertambah berpindah underground dan berkembang, punk mulai menarik elemen-elemen yang vokal dari intelektual-intelektual yang kecewa, terutama dari kaum muda kelas menengah pinggiran (suburban middle-class youth). Ini membantu punk bertransformasi menjadi gerakan yang lebih berartikulasi dari protes-protes politik dan kritik seperti yang telah digambarkan oleh Stuart Hall tentang middle-class counter-culture untuk akhir 1960an dan awal 1970an.
Hall dan kolega-koleganya mencurahkan sebuah bagian dari hasil kerja mereka ke dalam sebuah “perang” sub-kultur kaum muda di Inggris ke pemeriksaan dari middle-class counter-culture seperti hippie dan yippie. Dengan inilah punk menjadi lebih dekat daripada dibandingkan dengan subkultur mod atau subkultur rocker. Penting untuk mengingat bahwa studi ini sudah lengkap sebelum punk bangkit dan definisinya mudah diaplikasikan dan bertahan tetap untuk ledakan yang saat itu sedang membara diatas permukaan kultur pop pada era tahun 1970an. Counter-culture menempatkan tekanan yang besar dalam simbolisasi secara politis dari bentuk-bentuk perlawanan, pada individu dan kolektif, dan penolakan terhadap nilai- nilai dibandingkan dengan kesetiaan terhadap suatu kelas atau tradisi.
Setelah ledakan punk pada tahun 77, punk menyebar dari Eropa ke Amerika dan akhirnya hampir semua daerah urban di dunia. Anak-anak muda mengambil alih musik, fesyen, dan gaya dari punk. Mengambil gambar atau image dari pemberontakan yang ditawarkan oleh industri musik secara serius, punks menumbangkan mereka, membuat mereka menjadi dasar atau basis dari sebuah subkultur underground yang timbul. Punk menjadi berbagai variasi musik dan arah penggayaan dengan setiap simbol-simbol politik dan nilai-nilai. Lingkungan pergaulan punk menjadi “payung” dan memayungi segala bentuk dari ekspresi pribadi atau self-expression. Terbentuk pada akhir 1970an, punk memiliki label rekaman sendiri, pers, fesyen, bahasa “prokem” atau slang dan jaringan distribusi yang ditempatkan secara underground, dengan jaringan-jaringan komunikasi dan transfer dari artefak budaya yang di desentralisasi a yang tidak terkait. Isolasi ini mungkin merupakan Catalan dari ketidak jelasan punk didalam studi-studi tentang sub-sub anak muda, youth subs, dan budaya perlawanan sejak tahun 1970an. Kemajuan dalam murah, dan keberadaan peralatan rekaman, tetah membuat elemen- teknologi seperti penerbitan desktop (desktop publication), perekam kaset mandiri (home cassette dubbing), foto kopi yang cepat dan murah, dan keberadaan peralatan rekaman, telah membuat elemen-elemen punk yang telah terpolitisir menjadi sebuah perindustrian rakyat, kaum underground. Pilihan seperti ini didorong oleh keinginan untuk tetap membuat punk aman dari tangan-tangan kapitalis yang mengeksploitasi melalui industri musik. Etika “do-lt-yourself” atau lebih dikenal dengan “d.i.y” tumbuh secara ekstensif pada tahun 1980an. Apapun yang d.i.y, betul-betul dipertimbangkan dan dekat dengan “true spirit” dan punk dimana menekan kontrak dengan major label atau label rekaman mayor adalah suatu bentuk pengambilalihan hukum terhadap punk, dan dianggap “sell-out” atau menjual diri dari gaya. Ketika ini membuat impresi dari bentuk sebuah budaya perlawanan underground yang swatantra, punk tetap tersebar. Punk secara luas telah mengalami perkawinan silang dengan underground metal. Dari awal punk telah meminjam fesyen dari para bikers, rockers, para pemberontak dari subkultur sebelumnya. Dan hasilnya punk telah menemukan gayanya sendiri, dan berintegrasi atau bersatu dengan industri fesyen, sebagaimana sesuatu yang penuh kejutan dan memalukan menjadi sangat chic di masa depan. Punk tidak terbentuk dari kevakuman tapi dihasilkan dari bentuk akhir ekspresi-ekspresi pemberontakan dan protes-protes sosial. Bagaimanapun, punk menyediakan tempat untuk berekspresi atas ketidakpuasan dari sebuah kaum muda yang tercabut hak pilihnya. Ketidakpuasan tidak hanya dengan budaya yang dominan, tetapi juga dengan mereka yang merasa sama seperti individu yang gagal membentuk diri dan memberontak.
Punk telah berkembang dari sebuah ekspresi, protes,melalui simbolisme dan kejutan dari nilai-nilai menuju kepada kritik terhadap politik yang terartikulasi dan penolakan dari budaya yang dominan. Hall berbicara tentang protes subkultural sebagai kesadaran kelas-kelas sosial, berkait dalam bentuk-bentuk ekspresi seperti vandalisme dan hooliganisme. Dimana dia mengatakan, "Bentuk budaya periawanan lebih kepada bentuk ideologi dan bentuk politis. Mereka membuat artikulasi dari lawan mereka terhadap nilai- nilai yang dominan dan juga Institusi - bahkan ketika ini tidak mengambil bentuk dari suatu respon yang jelas." Punk pada masa 1980an bercampur dengan politik, tidak hanya secara musik dan tertulis, tetapi mencakup ke dalam gaya hidup sehari-hari. Lirik-lirik politis dan komentar-komentar kritik sosial menjadi tema lirik yang berlaku dalam kebanyakan band-band punk. Band-band seperti Conflict, Grass, dan M.D.C. menyertakan rekaman-rekaman mereka dengan informasi-informasi tentang isu-isu politik, seperti misalnya tentang bahaya perang nukilr, intervensi pada Amerika Tengah, atau animal rights. Mengutip Tim Yohannon dari Maximum Rock N Roll pada tahun 1984, "Album rekaman sudah bukan album rekaman biasa lagi, mereka datang dengan sheet lirik dan banyak intonasi didalamnya, hal-hal politik, alamat, representasi dari penentangan, pemberontakan dari lingkungan."
Punk mulai menegaskan sebuah gaya hidup alternatif, tidak seperti grup-grup kultur pemberontakan sebelumnya. Sebuah kode etik menjadi berhubungan erat dengan punk yang benar-benar berlawanan dengan tekanan, eksploitasi, dan mengutamakan hak individu. Kepedulian akan bagaimana gaya hidup suatu individu memberikan contoh kepada “sistem” dan aktivitasnya. Kemudian banyak punks yang memilih gaya hidup alternatif seperti vegetarianisme, juga memboikot korporasi-korporasi atau perusahaan-perusahaan besar yang terpilih dan terseleksi karena suatu kasus. Ini menciptakan para kehadiran sementara dari pemondok-pemondok yang berasal dari golongan pinggir ljngkungan, bertempat tinggal di gedung-gedung yang tidak terpakai, dan mengorek sampah untuk sandang dan pangan.
Etos punk d.i.y. yang underground membuat kejujuran dari sebuah band sampai ke popularitas mereka diantara fans mereka yang die-hard. Transformasi punk ke hardcore di Amerika adalah sebuah bagian dari keinginan untuk mencapai kejujuran didalam bentuk perdagangan. Ian MacKaye dari band legandaris Washington D.C. - Amerika Serikat, Minor Threat, dan scene punk awal D.C. lebih suka disebut “hardcore” daripada “punk rock”. Ini disebabkan oleh keinginan untuk memisahkan underground punks yang tetap konsisten dari band-band yang sell-out yang telah menyatu menjadi new wave. Vic Bondi dari band Articles Of Faith mengatakan, "Untuk saya bukanlah suatu kebetulan hardcore Amerika lahir pada saat bersamaan dengan Amerika Serikat (dan negara- negara Eropa Barat) mengadopsi kelas pemaaf tanpa otak dan perang ekonomi antar negara. Ini merepresentasikan sebuah mood- swing terhadap demokrasi juga sesuatu sejak terdefinisikan menjadi post-modern, atau simulcra : sebuah keinginan untuk memperlakukan ilusi sebagai realita, untuk menerima suatu image melampaui hakekat, memperlakukan kehidupan yang sebenarnya seperti dalam TV atau film yang buruk. Era 80an adalah masa dimana segalanya menjadi sebuah media, dimana kesenian dari kesepakatan menjadi publisitas dan kesepakatan itu sendiri, dan berlagak presidensial adalah menjadi presidensial. Semua adaiah media dan media mampu dimanipulasi, jadi semua dapat dimanipulasi. Dan pada tengah-tengah rantai manipulasi ini, tercekik kemudian dan dicekik sekarang adalah rakyat. Mereka adalah obyek- obyek manipulasi, korban-korban dari media. Mereka membeli image tersebut, dan menjadi image tersebut. Orang-orang dengan kata lain, menjadi komoditas dalam era 80an, begitu banyak obyek yang tak tertuang, dipakai hingga bosan, dan menjadi barang-barang yang terbuang. Bagi saya tampaknya hardcore adalah suatu ekspresi dari suatu proses terhadap keadaan hal ini, state of affairs. Tidak politis secara partai, atau ideologi, atau dogma dari kompetisi kekuasaan yang terorganisir; tapi politikal secara perlawanan terhadap paksaan kekerasan. Menjadi “hardcore” tidak dapat dimanipulasi, dikomoditaskan atau diperdagangkan, tidak dapat menjadi umpan konsumerisme.
Sunday, January 23, 2011
Politik sayap kiri
Dalam politik, sayap kiri biasanya mengacu kepada kelompok yang biasanya dihubungkan dengan aliran sosialis atau demokrasi sosial. Biasanya juga dianggap sebagai lawan dari sayap kanan.
Komunisme maupun filsafat marxisme yang seringkali mendasarinya, seringkali dianggap sebagai bentuk radikal dari politik sayap kiri. Namun banyak golongan sayap kiri yang menolak bila mereka dihubungkan dengan komunisme, atau bahkan dengan anarkisme.
Istilah ini berasal dari pengaturan tempat duduk legislatif pada masa Revolusi Prancis. Saat itu, kaum republik yang menentang Ancien RĂ©gime biasanya disebut sebagai kelompok kiri karena mereka duduk di sisi kiri dari dewan legislatif.
Acuan ini kini sudah tidak berlaku, dan karena itu makna istilahnya pun telah berubah, sesuai dengan spektrum gagasan dan sikap yang diperbandingkan, dan sudut pandang si pembicara. Pada masa belakangan ini, istilah ini hampir selalu mencakup suatu bentuk dari sosialisme, sosial demokrasi, atau, bila di Amerika Serikat, dengan liberalisme
Kelompok kiri juga seringkali mencakup sekularisme, khususnya di Amerika Serikat, India, Timur Tengah, dan di banyak negara Katolik, meskipun agama dan politik sayap kiri kadang-kadang juga bersekutu seperti halnya dalam gerakan hak-hak sipil di AS, atau dalam kasus teologi pembebasan dan sosialisme Kristen.
Ideologi sayap kiri
* Komunisme
* Sosialisme
* Anarkisme
* Marxisme
* Sosialisme demokratis
* Komunisme kiri
* Sosialisme libertarian
* Anarkhi pasca-kiri
* Progresivisme
* Demokrasi sosial
* Liberalisme sosial
* Sindikalisme
Isu-isu sayap kiri
* antiglobalisasi
* antikapitalisme
* Egalitarianisme
* Lingkungan hidup
* Gerakan buruh
* Demokrasi
* Serikat dagang
* Sekularisme
* Kiri Baru
* Elite liberal
* Kaum Kiri dan perang
Organisasi
* American Constitution Society for Law and Policy
Topik-topik politik terkait
* Gerakan sosial baru
* Neo Liberalisme
* Spektrum politik -- membahas bermacam-macam pandangan dari berbagai penulis mengenai manfaat (atau kesia-siaan) dari dikotomi Kiri/Kanan dan tentang spektrum alternatifnya.
* Politik sayap-kanan
* Politik kiri-kanan -- membahas bermacam-macam pengertian dari berbagai penulis ketika mereka menggunakan istilah "kiri" dan "kanan" dalam konteks politik.
* Sosialisme Kristen
Komunisme maupun filsafat marxisme yang seringkali mendasarinya, seringkali dianggap sebagai bentuk radikal dari politik sayap kiri. Namun banyak golongan sayap kiri yang menolak bila mereka dihubungkan dengan komunisme, atau bahkan dengan anarkisme.
Istilah ini berasal dari pengaturan tempat duduk legislatif pada masa Revolusi Prancis. Saat itu, kaum republik yang menentang Ancien RĂ©gime biasanya disebut sebagai kelompok kiri karena mereka duduk di sisi kiri dari dewan legislatif.
Acuan ini kini sudah tidak berlaku, dan karena itu makna istilahnya pun telah berubah, sesuai dengan spektrum gagasan dan sikap yang diperbandingkan, dan sudut pandang si pembicara. Pada masa belakangan ini, istilah ini hampir selalu mencakup suatu bentuk dari sosialisme, sosial demokrasi, atau, bila di Amerika Serikat, dengan liberalisme
Kelompok kiri juga seringkali mencakup sekularisme, khususnya di Amerika Serikat, India, Timur Tengah, dan di banyak negara Katolik, meskipun agama dan politik sayap kiri kadang-kadang juga bersekutu seperti halnya dalam gerakan hak-hak sipil di AS, atau dalam kasus teologi pembebasan dan sosialisme Kristen.
Ideologi sayap kiri
* Komunisme
* Sosialisme
* Anarkisme
* Marxisme
* Sosialisme demokratis
* Komunisme kiri
* Sosialisme libertarian
* Anarkhi pasca-kiri
* Progresivisme
* Demokrasi sosial
* Liberalisme sosial
* Sindikalisme
Isu-isu sayap kiri
* antiglobalisasi
* antikapitalisme
* Egalitarianisme
* Lingkungan hidup
* Gerakan buruh
* Demokrasi
* Serikat dagang
* Sekularisme
* Kiri Baru
* Elite liberal
* Kaum Kiri dan perang
Organisasi
* American Constitution Society for Law and Policy
Topik-topik politik terkait
* Gerakan sosial baru
* Neo Liberalisme
* Spektrum politik -- membahas bermacam-macam pandangan dari berbagai penulis mengenai manfaat (atau kesia-siaan) dari dikotomi Kiri/Kanan dan tentang spektrum alternatifnya.
* Politik sayap-kanan
* Politik kiri-kanan -- membahas bermacam-macam pengertian dari berbagai penulis ketika mereka menggunakan istilah "kiri" dan "kanan" dalam konteks politik.
* Sosialisme Kristen
Wednesday, January 12, 2011
Awal terbentuknya PDI PERJUANGAN
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) adalah salah satu partai politik besar yang ada di Indonesia saat ini. Lahirnya PDI-P dapat dikaitkan dengan peristiwa 27 Juli 1996. Hasil dari peristiwa ini adalah tampilnya Megawati Soekarnoputri di kancah perpolitikan nasional. Walaupun sebelum peristiwa ini Megawati tercatat sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia dan anggota Komisi I DPR, namun setelah peristiwa inilah, namanya dikenal diseluruh Indonesia. Setelah dibukanya kehidupan kepartaian politik oleh Presiden Habibie, untuk menyongsong Pemilu 1999, PDI-P didirikan. Dalam Pemilu ini, PDI-P memperoleh peringkat pertama untuk suara DPR dengan memperoleh 151 kursi. Walaupun demikian, PDI-P gagal membawa Megawati ke kursi kepresidenan, karena kalah voting dalam Sidang Umum MPR 1999 dari Abdurrahman Wahid, dan oleh karenanya Megawati menduduki kursi wakil presiden. Setelah Abdurrahman Wahid turun dari jabatan presiden pada tahun 2001, PDI-P berhasil menempatkan Megawati ke kursi presiden. Dalam Pemilu legislatif 2004, perolehan suara PDI- P turun ke peringkat kedua, dengan 109 kursi. Untuk Pemilu presiden 2004, PDI-P kembali mencalonkan Megawati sebagai calon presiden, berpasangan dengan KH Hasyim Muzadi sebagai calon wakil presiden. Kongres I PDI-P berlangsung di Semarang, Jawa Tengah pada tahun 2000
Subscribe to:
Posts (Atom)