Sunday, August 30, 2015

Gunung Kendang (2.617 Mdpl)


Gunung Kendang merupakan gunung tertinggi se-Bandung Raya, gunung ini terletak di Pangalengan, Kabupaten Bandung - Jawa Barat. Pendakian ini dimulai dari sebuah Grup BBM (Siluman Bala-Bala, eh salah Laba-Laba). setelah ngalor-ngidul chat ga jelas sesama anggota, akhirnya pendakian ini jatuh pada tanggal 16 Agustus 2015. Hari H pun tiba, satu per satu para siluman kumpul di sebuah rumah sang sesepuh Siluman Laba-Laba (Paling tua umurnya). Target pertama kita kali ini adalah Pasar Induk Tanah Tinggi, Karna dari sinilah perjalanan sesunguhnya dimulai. 

Setelah seluruh siluman bersatu di Tanah Tinggi, mulailah sebagian dari kami mencari sebuah truk yang mau mengantarkan kami ke Pengalengan, Banjaran or Bandung. Oya sebagai pemberitahuan, Pasar Induk Tanah tinggi selain sebagai tempat berbelanja bisa juga di bilang sebagai alat transportasi sebagian besar pendaki Tangerang. Karna di pasar ini banyak truk sayur dengan tujuan ke Bogor, Cianjur, Bandung, Garut, Solo hingga ke Malang. Maka jangan heran kalau antara hari Jumat atau Sabtu banyak orang yang berlalu-lalang membawa Carrier di pasar ini (Pembelaan kaum). kalau boleh jujur, dari dari pasar inilah saya bisa menginjakan kaki di Puncak Gede-Pangrango (Jalur Cibodas & Putri), Papandayan, Salak (Jalur Cidahu), Guntur, Cikuray & Kendang. Bukan cuma disitu saja, bahkan saya pernah bertemu pendaki lain yang mau ke Lawu (Sampai Solo) dengan menumpang truk dari pasar ini. 


Udahan ya sensusnya, kita kembali ke laptoppp...setelah beberapa lama mencari, akhirnya kami mendapatkan seong'ok truk (tujuan garut) yang akan mengantarkan kami hingga ke pintu tol Cileunyi (Sipirili...). Kamipun berjalan menghampirin parkiran truk tersebut, tapi tak dinyana tak dikira truk yang akan kami tumpangi ini sudah penuh oleh pendaki lainya...cakwe dehhh :(. Dengan berat hati kami menaiki truk tersebut, karna padatnya truk yang kami tumpangi tersebut, tidak banyak yang bisa kami lakukan di dalam truk selain tidur, nge-gaur, tidur, nge-gaur, tidur & nge-gaur...hihihi 

Sekitar jam 5:30 truk sampai di Cileunyi, kamipun turun dari truk tersebut dan tidak lupa sang supir truk menghampiri kami sambil cengar-cengir minta uang rokok. 50 ribu (untuk 9 orang) kamipun melayang di bawa sang supir yang cengar-cengir tersebut. Tanpa lambaian tangan, sang supir bersama truknya dengan teganya meninggalkan kami bersembilan di pintu Tol ini. Beberapa dari kami menyempatkan untuk berpipis-pipis ria (efek Cap Orang Utan, eh salah Orang Tua madsutnya), beberapa supir angkot beserta angkot-angkotnya menghampiri kami sambil bertanya-tanya arah tujuan kami. Perdebatanpun berjalan seru, antara supir angkot dan kami, deal pun terjadi dengan mahar seperangkat alat sholat di bayar tunai (250 Ribu), sah? sah...! 


Sekitar pukul 06:00 16 Agustus, Angkot pun mulai melangkahkan rodanya menuju pintu pendakian Gunung Kendang, Neglasari - Penggalengang. Sekitar pukul 10:00 pagi, kami memita kepada sang pilot angkot tersebut untuk berhenti sejenak untuk berbelanja perbekalan pendakian kami nanti di sebuah Indo*aret dan sarapan pagi (Sarapan pagi kok di rumah makan padang?). disini kami juga menyempatkan bertanya-tanya kepada warga sekitar, tapi hasilnya nol besar, karna dari beberapa warga yang kami tanyakan, rata-rata tidak tau yang namanya Gunung Kendang dan Desa Neglasari. Dengan semangat Patriotik ala-ala Prajurit yang gagah perkasa ingin berperang mengusir penjajah, Akhirnya kami, pilot angkot beserta angkot-angkotnya melangkahkan rodanya kembali. Tak dinyana tak dikira angkot yang kami tunggangi telah melewati jalur, karna bubur sudah jadi nasi, maka sang pilot tersebut memutarkan kembali angkotnya menuju jalur semestinya, sekedar pemberitahuan, info yang kami dapat tentang desa terkahir bernama neglasari itu salah, yang benar kertasari (Efek cap orang utan guys)...hihihi

Bla..bla..bla..bla..bla, akhirnya angkotpun sampai di desa terakhir. Senang bingits rasanya bisa sampai di TKP dengan selamat (Bo'ong, padahal biasa aja). Disini kami menyempatkan untuk isi perut kembali sebelum memulai pendakian, setelah dirasa semua selesai, akhirnya pendakian di mulai dengan melewati Labirin kebun teh. Di perkebunan teh ini kami sempat binggung untuk mengambil jalan, antara Snip or Snap, disinipun kami sempat menunggu warga sekitar buat bertanya jalur mana yang menuju surga, selang beberapa lama, wargapun lewat, dan mengatakan ambil jalur ke kiri. perjalanan dimulai kembali, langkah demi langkah, tahap demi tahap pun kami lalui, dan akhirnya apa yang terjadi permisa??? kami salah jalur!!! berhubung tekad ini sudah bulat tentang bagaimana cara kami merayakan kemerdekaan negeri ini, kamipun memotong lereng perbukitan dengan menuruni bukit menuju bukit sebelahnya dengan asumsi bukit di sebelah jalur yang sebenarnya. 


Oya, di perbatasan antara perkebunan warga dan hutan, kalian akan banyak menemui kolam-kolam penampung air dan anjing-anjing penjaga kebun yang bebas berkeliaran, maka jangan heran kalau pendakian di gunung ini ada yang gonggong. kembali ke lappptoppp, jalur pendakian sedikit landai di awal-awal (cocok buat pemula), jalur pun bisa dibilang agak tertutup semak belukar. satu lagi, buat yang pengen ke gunung kendang, usahakan mengunakan kemeja flanel/kaos tangan panjang beserta Celana panjangnya, karna semak-semak di gunung kendang ini sedikit tajam. Nah, buat kalian yang suka mendaki gunung menggunakan bikini, jangan harap bisa pulang dari gunung ini tanpa luka goresan di tangan maupun di kaki. #Catet

Malampun telah tiba, setelah sekian lama berjalan dari sore hingga malam, akhirnya kami sampai di pertigaan antara Puncak & Savana (01:00 malam). Tanpa melalui voting & perdebatan panjang, semuanya sepakat untuk mendirikan tenda, tanpa berlama-lama, Cring...tenda pun berdiri, tanpa melalui voting lagi & perdebatan yang panjang lagi, Cring...Seluruh mahluk hidupun akhirnya masuk ke dalam tenda. Hebat bukan??? hihihi...


Pagipun menjelang, sebagian dari kami sudah ada yang ke puncak, dan sebagianya lagi masih birbincang-bincang cantik ala syahrini sembari menunggu yang ke puncak kembali ke tenda, tidak lupa, apapun Obrolanya, minumanya tetap air si botol gepeng. Tak berselang lama, sebagian dari kami yang ke puncak pun akhirnya kembali, dan sesi masak-masak pun dimulai. Makanan ga jelas pun habis di sikat (Ribak Sude, kata orang prancis). Setelah sesi makan selesai, akhirnya sebagian dari kami yang belum ke puncak, mucak juga. Ternyata, jarak dari tenda ke puncak tidaklah jauh, hanya sekitar 5 menit pendakian. Tanpa aba-aba, semua personil menyiapkan pose terbaiknya di antara plang trigulasi Gunung Kendang. Sesi menjadi foto modelpun selesai, bendera si bayi ajaib pun telah berkibar dengan gagahnya, dan selanjutnya kembali ke tenda, packing, turun ke bawah dan sampai di kota kami tercinta...los enjles, aim kaming (Tangerang only).

Panjang kan deskripsinya? emang enak, siapa suruh di baca semua!




*Transportasi ke Gunung Kendang : 

- Jakarta - Bandung (Terminal Leuwi panjang).
- Leuwi panjang - Terminal Banjaran.
- Terminal Banjaran - Terminal Pengalengan.
- Terminal Pengalengan - Kertasari (Nyarter).

 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...