Tuesday, April 7, 2015

Gunung Puntang (2.223 Mpdl)



Sesuian dengan judul artikel ini "Gunung Puntang", mungkin banyak dari teman-teman pendaki lainya yang sudah mengetahui namanya Gunung Puntang. Gunung Puntang berada di desa Cimaung Banjaran, Kabupaten Bandung. Daerah ini memiliki curah hujan yang cukup tinggi jika di banding daerah gunung-gunung yang lainya. Sebenarnya Gunung Puntang berada di pegununggan Malabar,  puncak yang dimiliki Pegunungan Malabar ini adalah Puncak Mega, Puncak Puntang, dan Puncak Haruman.

Sebenarnya ini bukanlah tujuan utama pendakian kami, Karna tujuan kami adalah Gunung Prau yang berada di Wonosobo. Berhubung Gunung Prau sedang tutup, Maka kami pun menentukan untuk mengalihkan pendakian ke daerah Jawa Barat (Biar irit katanya).


Tepat sore hari, 20 maret 2015 kami segenap keluarga besar Siluman Laba Laba berkumpul di salah satu tempat yang sangat di rahasiakan keberadaanya. Setelah semua para Siluman berkumpul, akhirnya kamipun memulai perjalanan yang sangat sangat sangat biasa aja (Zzzz.....). Mahgrib pun tiba, Kami pun mulai melangkah kaki kami dengan mencari sebuah angkot yang mau mengantarkan kami ke sebuah Pangkalan/Pool bis Arimbi yang menuju Bandung. Kurang dari 20 Menit kami sampai di Pool Bis tersebut, Tak lama menungggu, Bis pun berangkat dari peraduanya.

Di dalam perjalanan Tangerang-Bandung tidak banyak yang bisa kami lakukan selain gituan dan anuan (Ngegosip maksutnya, ngeres aja nih pikiranya). Dini hari pun tiba dan kami pun sampai di sebuah Terminal Leuwipanjang, Bandung. Di terminal ini kami cukup lama untuk beristirahat sambil menunggu salah satu personil Siluman yang akan mengikuti pendakian cabe-cabean ini. Tak selang berapa lama salah satu Siluman yang kami tunggu akhirnya datang, lengkap sudah para Siluman (6 Siluman Laba-Laba). Sekitar jam 3 subuh, Kami mulai mencari seong'gok angkot, Tapi berhubung angkot yang kami cari belum beroperasi jam segitu, kami pun mulai mencari angkot yang mau di carter! Di sini sempat terjadi perdebatan tarif yang cukup alot, Karna sistim pendakian kami adalah "Murah meriah tapi mewah". Deal pun terjadi, akhirnya Uya Kuya pun membuka tirai nomor 3, dan akhirnya Zonk lah yang kami dapat. Kenapa Zonk? Karna di awal deal kami dengan Masinis angkot tersebut adalah sebesar 150K dari Terminal Leuwipanjang hingga Pos PGPI, Tapi di tengah perjalanan angkot pun berhenti dengan alasan 150K tersebut tidak sampai Pos PGPI. Setelah berdebat Hebat, Panjang, Ngalor ngidul, Sumpah Serapah, Penuh ancaman & Tidak berbobot sama sekali diantara Siluman dan Masinis Angkot tersebut, Akhirnya kami sampai di Pos PGPI sekitar jam 4 Pagi.


Sesampainya di Pos Perhutani kami melakukan Repacking lagi karna beban yang kami bawa semakin bertambah (Tapi anggur terus berkurang). Matahari pun mulai menampakan jidatnya, Para pendaki lain pun mulai bermunculan ke muka bumi, Pos Perhutani pun mulai di buka & warung-warung pun mulai menjajakan daganganya (Maaf lebay dikit...). Tanpa aba-aba kami pun memulai sesi foto-foto di Pos Perhutani, Setelah semua selesai kami pun memulai pendakian terlucu dalam hidup saya, Kenapa?  Karna... [Maaf di skip, karna tidak layak di contoh]

Eng...ing...eng, Pendakian pun dimulai dari depan Pos PGPI. Trek awal yang kami lalui jauh dari kata-kata landai atau lebih tepatnya teganggan tanjakan. jalur pendakian Gunung Puntang memiliki trek yang cukup curam, Ibarat kata "Kecil-kecil cabe rawit, tapi sekilo" Trek di gunung ini jarang sekali ada yang namanya Bonus Stage. Trek-trek seperti inilah yang biasanya di benci oleh para pendaki (Benci tapi rindu). Kami pun terus melakukan pendakian hingga akhirnya kami sampai di Pos Dzuhur, di sini kami sempat melakukan diskusi kecil di antara para Siluman karna info yang kami dapat, lapak tenda di gunung puntang ini tidaklah terlalu banyak. di pos Dzuhur ini kami bertemu rombongan dari tangerang juga loh, kebetulan mereka berencana bermalam dan mendirikan tenda di Pos Dzuhur ini. dan karna rombongan dari Tangerang ini juga yang membuat kami memutuskan untuk mendirikan Tenda di Pos ini, karna info yang mereka berikan kepada kami bahwa lapak di atas sudah mulai terisi penuh, bahkan katanya ada rombongan pendaki lain yang sudah sampai atas harus turun ke bawah lagi karna lapak di atas sudah Sold Out oleh pendaki lain, Maklum pendakian ini di lakukan di saat long weekend, jadi banyak para pekerja rodi di kota besar melakukan refreshing murah ke gunung.


Setelah melakukan rapat intern, akhirnya para Siluman memutukan untuk mendirikan tenda di Pos Dzuhur ini, Di karenakan fisik yang semakin lelah dan rasa ngantuk yang terus menghatui kami (Setan kali ah menghantui). Tenda pun tlah berdiri dengan seadanya, Perut tlah berisi dengan seadanya juga. Sore pun tiba, tak terasa hujan pun datang dengan sendirinya tanpa mantra dan menyan. Alhasil tenda pun di isi dengan tetesan air dan ke riweuh-an kami. setelah acara Dinner dan sesi Curhat usai (tentang teman kami yang tertipu TVnya karena cinta) kami pun tidur.

03:00
Tepat jam 3 pagi, tetangga kamipun membangunkan kami untuk melakukan Summit Attack berbarengan, karna sebelumnya kami sudah janjian untuk melakukan summit attack bareng dengan tujuan Sunrise di Puncak Mega. Setelah melakukan persiapan Summit, kami pun melakukan pendakian kembali. Benar saja, di sepanjang jalur dari Pos Dzuhur hingga ke puncak banyak sekali tenda berserakan di jalur atau trek pendakian, mungkin ini di sebabkan karna minimnya lahan untuk mendirikan tenda dan ramainya pengunjung di gunung ini. selangkah demi selangkah kami jalani, akhinya kami sampai di Puncak Puntang/Puncak Mega, tapi apa daya, Sunrise yang kami cari pun tak memunculkan batang idungnya di karenakan cuaca yang sangat berkabut ini. Di Puncak Mega ini tlah ramai di isi oleh para pendaki lain, hingga menyebabkan antrian Foto di Palng Puncak Mega. Di puncak ini kami cukup lama melakukan sesi foto-foto, dikarenakan sebagian besar dari kami basic nya sebagai Model (Model peringatan bungkus rokok).


Akhirnya giliran kami pun tiba untuk sesi foto di Plang Puncak Mega, setelah sesi foto di Puncak selesai kami pun bergegas turun ke Pos Dzuhur. Sepanjang pendakian turun ini ga banyak yang kami lakukan selain menngecenggin salah satu personil kami dan menertawai teman kami yang jatuh-jatuhan selama turun. Setelah puas tertawa-tawa selama turun, akhirnya kami sampai di Tenda/Pos Dzuhur. Sesi makan siang pun tlah di mulai dan beres-beres untuk kembali ke Peradaban pun telah selesai, Kami kembali melanjutkan perjalanan turun gunung hingga Pos PGPI.

Selesai deh ceritanya, ga banyak sih manfaatnya yang bisa di ambil, tapi lumayanlah buat pendakian cabe-cabean seperti kami ini...hehehe


*Keterangan : 
  • Sangat di sarankan untuk menyetok air di gunung ini, karna selama pendakian di Gunung ini anda tidak akan pernah menemukan yang namanya Mata Air, malah yang ada Air Mata.
  • Sangat di sarankan untuk membawa perlengkapan Hujan, karna info yang saya dapet Curah Hujan di gunung ini sangat tinggi.
  • Terakhir, buat yang melakukan pendakian ke gunung ini pada saat week end, harap perhatikan lapak untuk mendirikan tenda, karna di gunung ini tidak terlalu banyak lahan unutk mendirikan tenda (Siapa cepat dia dapat).
  • Buanglah sampah pada tempatnya.
  • Buanglah air besar/kecil pada tempatnya (Jangan di jalur/sekitar jalur pendakian ya, Bau tau) 


*Transport :

Dari terminal Leuwi Panjang naiklah angkot jurusan Cicaheum – Leuwi Panjang, turun di perempatan M. Toha. Kemudian di lanjut naik angkot jurusan Tegalega – Banjaran kemudian di lanjut dengan angkutan desa dari Terminal Banjaran ke Cimaung atau langsung ke pintu masuk Gunung Puntang.



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...